1. JENIS BATUAN
Secara umum, jenis batuan dibedakan atas 3 bagian yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Jenis batuan perlu diketahui terlebih dahulu, agar dapat ditentukan jenis bahan peledak apa yang sesuai, dan metode mana yang akan diterapkan sehingga hasilnya cocok dengan perencanaan. Misalnya batuan beku umumnya lebih keras jika dibanding dengan batuan sedimen atau batuan metamorf, sehingga untuk peledakan batuan beku akan menggunakan bahan peledak dengan detonasi tinggi dalam hal ini menggunakan jenis bahan peledak High Explosive, sedang untuk batuan sedimen bias hanya dengan menggunakan bahan peledak Low Explosive.
2. DENSITY BATUAN
Density batuan adalah perbandingan antara berat (gram) dengan volume (cc), atau dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut :
Density batuan merupakan faktor yang mempengaruhi peledakan karena batuan dengan berat jenis yang lebih tinggi biasanya memerlukan faktor energi yang lebih tinggi untuk menghasilkan fragmentasi yang optimum kecuali jika batuan tersebut dalam keadaan berlapis – lapis dan bersambung dengan baik.
3. KEKUATAN BATUAN
Kekuatan batuan adalah sifat mekanik dari batuan, yaitu kemampuan batuan untuk mempertahankan diri terhadap tekanan maupun tarikan.
Kekuatan batuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peledakan karena semakin besar kekuatan batuan, maka untuk memecahkan atau membongkar batuan tersebut juga akan membutuhkan tekanan yang besar pula, dalam hal ini harus disesuaikan dengan jenis bahan peledak yang akan digunakan
4. STRUKTUR BATUAN
Struktur batuan yang dimaksud adalah berupa adanya perlapisan, retakan, serta rongga-rongga yang terdapat pada batuan.
Struktur batuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peledakan, misalnya pada batuan berlapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Batuan yang mempunyai banyak retakan, secara umum memerlukan energi peledakan yang relative lebih sedikit untuk mendapatkan fragmentasi yang baik, namun banyaknya rekahan serta rongga-rongga pada batuan menyebabkan terjadinya fly rock (batuan melayang), ledakan udara (airblast) serta getaran yang hebat.
5. JENIS BAHAN PELEDAK
Bahan peledak adalah bahan senyawa kimia tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campuran yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi dengan kecepatan tinggi, hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan bertekanan yang sangat tinggi.
Jenis bahan peledak secara garis besar (berdasarkan sumber energinya) dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan (J.J Manon, 1976), yaitu:
1. Bahan peledak mekanis (mechanical explosives)
2. Bahan peledak kimia (chemical explosives)
3. Bahan peledak nuklir (nuclear explosives)
Namun juga yang membedakan jenis bahan peledak berdasarkan lapangan penggunaannya, yaitu:
- Bahan peledak militer, yaitu untuk kepentingan militer,
- Bahan peledak komersial/industry, yaitu untuk pekerjaan-pekerjaan sipil, tambang dan sebagainya.
Dari ketiga bahan peledak di atas, yang umum digunakan sebagai bahan peledak industry ialah golongan bahan peledak kimia
Berdasarkan kecepatan perambatan reaksinya, bahan peledak kimia dapat dibagi menjadi dua jenis (menurut R. L. Ash, 1962), yaitu:
a. Low Explosive : adalah bahan peledak yang kecepatan perambatan reaksinya rendah, ummnya lebih kecil dari 1.000 m/sec. Contoh : Black Powder, Propellant, Puroteknik. Peristiwa perambatan reaksinya disebut pembakaran sangat lambat dan deflagrasi (agak cepat).
b. High Explosive : adalah bahan peledak yang kecepatan perambatan reaksinya tinggi umumnya lebih besar dari 1.500 m/sec. Contoh : Dinamit, TNT, PETN. Peristiwa perambatan reaksinya disebut peledakan.
Jenis bahan peledak marupakan faktor yang mempengaruhi peledakan karena pemakaian bahan peledak harus disesuaikan dengan kondisi batuan yang akan diledakkan. Hal ini juga akan berkaitan dengan biaya yang digunakan, karena jenis bahan peledak High Explosive akan lebih mahal jika dibanding dengan jenis bahan peledak Low Explosive.
Misalnya untuk batuan yang keras dengan batuan yang lunak; jenis bahan peledak yang digunakan akan berbeda, yakni untuk batuan yang lebih keras akan menggunakan bahan peledak jenis High Explosive, sedangkan untuk batuan lunak bisa hanya dengan menggunakan bahan peledak Low Explosive dengan biaya yang lebih rendah dari pada menggunakan bahan peledak jenis High Explosive yang akan lebih mahal. Selain itu, untuk batuan lunak jika menggunakan bahan peledak jenis High Explosive, akan menyebabkan terjadinya fly rock (batuan melayang).
6. CARA/TEKNIK PELEDAKAN
Salah satu aspek pendukung keberhasilan operasi peledakan di tambang adalah pengetahuan tentang cara/teknik peledakan, meskipun harus diakui bahwa faktor pengalaman sangat penting artinya. Cara/tenik yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan peledakan meliputi :
- Pemeriksaan lubang ledak (memeriksa kedalaman, memeriksa adanya hambatan berupa penyumbat lubang, memeriksa air, dan memeriksa rongga dan retakan).
- Pengisian lubang ledak (pengisian primer, penngisian “isian utama, dan pengisian penyumbat (stemming)).
- Penyambungan rangkaian (rangkaian sumbu api, rangkaian listrik (seri, paralel, parallel seri), rangkaian sumbe ledak, rangkaian nonel).
0 komentar:
Posting Komentar